Minahasa Tenggara (ANTARA) – Bupati Minahasa Tenggara,  Sulut, James Sumendap batal divaksin COVID-19 karena tekanan darahnya naik meski dirinya sudah berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mitra Sehat.

“Dengan pertimbangan kesehatan, saya batal divaksin karena hasil pemeriksaan, tekanan darah saya naik,” kata James Sumendap di Ratahan, Senin.

Ia pun mengaku berkeinginan menjadi orang pertama di Minahasa Tenggara yang akan divaksinasi, namun hasil pemeriksaan kesehatan tidak memenuhi persyaratan sebagai penerima vaksin.

“Sesuai dengan persyaratan memang kondisi saya belum bisa. Mungkin akan dijadwalkan lagi nanti,” kata dia.

Menurut James, masyarakat tidak perlu takut terhadap pemberian vaksin COVID-19 tersebut karena telah melewati berbagai uji klinis.

“Saya berharap masyarakat tidak perlu takut di vaksin sebab vaksin ini sangat aman, dan telah melewati berbagai tes klinis,” ungkap dia.

Kepala Dinas Kesehatan Minahasa Tenggara Helni Ratuliu mengatakan sebelum menerima vaksin harus dilakukan pemeriksaan kesehatan yang ketat.

“Jika dari hasil pemeriksaan kesehatan ditemukan tekanan darah tinggi, atau gula tinggi maka belum bisa untuk menerima vaksin, termasuk ketika ada riwayat penyakit menahun juga tidak bisa,” katanya.

Di Minahasa Tenggara, seluruh tenaga kesehatan di puskesmas dan dua rumah sakit secara serentak melaksanakan vaksinasi.

“Tahap pertama ini selain para pejabat daerah, tenaga kesehatan juga sudah mulai divaksin,” katanya.

Jumlah vaksin yang telah didistribusikan Pemerintah Provinsi Sulut sebanyak 1.500 vial dengan vaksinator 33 orang.

Selain Bupati James Sumendap, ada juga beberapa pejabat daerah yang batal menerima vaksin karena tidak memenuhi syarat setelah diperiksa kesehatan.

“Pejabat di Kabupaten Minahasa Tenggara yang batal divaksin di antaranya Kapolres Minahasa Tenggara AKBP Rudi Hartono, Wakil Bupati Joke Legi, dan Sekretaris Daerah David Lalandos.

Sedangkan orang pertama yang mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 adalah Ketua DPRD Marty Ole,” ungkap Helni.

Source