Manado, DetikManado.com – Di Indonesia ada beragam makanan tradisional dari bermacam-macam etnis. Hal ini menunjukan bahwa Indonesia kaya akan beragam kulinernya.

Salah satunya orang Minahasa di Sulawesi Utara yang memiliki salah satu masakan yang disimpan didalam bambu lalu dibakar hingga matang.

Dosen Antropologi pada Sekolah Tinggi Filsafat-Seminari Pineleng (STF-SP) Paul Richard Renwarin menuturkan, bahwa masyarakat etnis Minahasa memilih bambu untuk diisi bahan makanan dan dibakar, karena alasan penggunaan dan pencarian bambu yang telah tersedia di kebun, sehingga memudahkan masyarakat menghidangkan makanan kebun.

“Panci atau kuali tidak perlu dibawa ke kebun.” ujarnya, Minggu (07/03/ 2021).

Adapun bulu yang digunakan harus dipilih dengan teliti karena ada 100 jenis dan yang baik adalah yang lebih mudah dan tipis, agar proses pematangannya cepat.

“Penggunaan bulu, biasanya dilakukan oleh masyarakat di daerah pedalaman dan bukan di daerah pesisir pantai,” katanya.

Namun bukan berarti orang di daerah pesisir pantai tidak tahu menggunakannya, tetapi karena bulu banyak terdapat di daerah pedalaman dan bukan di daerah pesisir pantai.

Selain itu, penggunaan bulu biasanya diadakan oleh masyarakat pada acara khusus demi memudahkan penyajian makanan.

“Masyarakat di Minahasa, sesekali menggunakan bulu untuk menyediakan makanan dan dalam acara, seperti ulang tahun seseorang atau kampung, perkawinan, atau kumaus, penggunaan bulu ini pun biasanya dibuat, dengan alasan penyajian makanan yang lebih mudah,” tuturnya.

Menurut Renwarin penggunaan bulu ini banyak terdapat di daerah Asia Pasifik dan Asean yang dalam perkembangannya untuk mematangkan makanan dan awalnya dimulai pada masa kedudukan Spanyol (Abad ke-16).

“Orang Minahasa biasanya menggunakan makanan bulu pula untuk ucapan syukur atas panen,” jelasnya.

Beberapa makanan bulu yang biasanya dihidangkan pada acara di abad ke-16 hingga abad ke-20, yakni Tinorangsak, Pangi, Su’ut (Sayur daun Pisang), Nasi Jaha, Posana (Sayur Paku), dan Lutu.

“Ada penemuan baru yang juga enak yaitu Lemet yang dicampur dengan garam dan bukan gula seperti Lemet biasanya, dan juga pepaya muda yang dipotong-potong dan dicampur dengan bumbu serta dimasukan dalam bulu kemudian dibakar,” tandasnya.(tr-02)

Print Friendly, PDF & Email
  • Whatsapp

Source