Jakarta

Langit Jakarta pagi ini tampak berkabut. Apakah langit Jakarta berkabut karena polusi? Badan Meteorologi, Klimatolog, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan.

“Kondisi kabut pada pagi hari di periode musim hujan seperti saat ini sangat lazim terjadi,” kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, A Fachri Radjab, saat dikonfirmasi, Jumat (6/11/2020).

Menurut Fachri, proses pengangkatan udara saat ini tertahan. Ini karena adanya lapisan inversi suhu di atmosfer.

“Karena adanya lapisan inversi suhu di atmosfer yang membuat proses pengangkatan udara tertahan,” sebut Fachri.

Ada yang bertanya-tanya apakah kabut di langit Jakarta karena polusi tinggi. Benarkah?

Kadar Polutan di Langit Jakarta Melonjak Pagi Ini karena Inversi

Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Siswanto, menyampaikan data dari Kepala Sub Bidang Pencemaran Udara BMKG, Suradi. Dalam data itu terlihat sejak semalam, konsentrasi debu polutan PM10 (ukuran <10 mikrogram per meter kubik) sudah cukup tinggi, yaitu >150 ug/m3.

Rata-rata harian konsentrasi PM10 150 ug/m3 adalah ambang batas harian udara dikatakan tidak sehat. Pagi ini, konsentrasi melonjak mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB, dengan konsentrasi dari 180 hingga 218 ug/m3.

“Pagi ini di Bogor hingga Jakarta udara permukaan tampak diselimuti kabut. Pada musim hujan, pada hari-hari tertentu dapat dimungkinkan terjadi kabut karena uap air dekat permukaan tertahan oleh lapisan inversi, yaitu lapisan atmosfer di sebelah atas yang lebih panas dari pada bagian bawahnya, sehingga menahan uap air tetap di bawah dekat permukaan,” jelas Siswanto.

Bagaimana penjelasan selengkapnya soal inversi? Simak di halaman selanjutnya. >>>

Source