Semarang, 30 Mei 2023

Teknologi Wolbachia merupakan salah satu inovasi yang melengkapi strategi pengendalian yang berkasnya sudah masuk ke Stranas (Strategi Nasional), sehubungan dengan hal tersebut Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Keputusan Menteri Kesehatan 1341 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Penanggulangan Dengue melalui Wolbachia sebagai inovasi penangulananan DBD yang akan dilaksanakan di 5 kota yaitu Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang dan Bontang. Kota semarang menjadi kota pertama yang akan memulai Implementasi Inovasi Teknologi Wolbachia ini dan nantinya akan diikuti oleh 4 kabupaten/ kota berikutnya.

“Semarang sebenarnya berada di posisi tengah pada kasus DBD terbanyak dari ke lima kota tersebut, namun Semarang ini paling maju dan paling berani Walikota dan timnya. Walaupun di tengah-tengah tapi lebih progresif, jadi Semarang ini menjadi kota pertama untuk Implementasi Pilot Project Wolbachia, semangat untuk Semarang!” ungkap Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin saat menghadiri Launching Implementasi Pilot Project Wolbachia di Semarang, Selasa (30/5).

Pencegahan DBD dapat dilakukan dengan dua acara yanitu pemberian vaksin kepada masyarakat dan perkawinan nyamuk dengan Teknologi Wolbachia agar nyamuknya tidak dapat menyebarkan virus Aedes Aegypti.

“Masuknya virus demam berdarah dari nyamuk yang bernama Aedes Aegypti, yang harus dicari tau bagaimana caranya meceganya agar tidak di gigit nyamuk, jangan hanya fokus kepada pengobatannya saja, tapi dicoba dengan pecegahannya. Pencegahan ini ada dua cara yaitu yang pertama dengan vaksinasi supaya saat di gigit kita kuat, yang kedua adalah nyamuknya kita bikin mandul dengan Wolbachia, jadi pencegahannya itu dengan vaksinasi dan Wolbachia, Wolbachia juga sudah dimulai pada tahun 2011” ujar Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin.

Efektivitas wolbachia telah diteliti sejak 2011 yang dilakukan oleh WMP di Yogyakarta dengan dukungan filantropi yayasan Tahija. Penelitian dilakukan melaui fase persiapan dan pelepasan aedes aegypti berwolbachia dalam skala terbatas (2011-2015).

Wolbachia ini dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti, sehingga virus dengue tidak akan menular ke dalam tubuh manusia. Jika, aedes aegypti jantan berwolbachia kawin dengan aedes aegypti betina maka virus dengue pada nyamuk betina akan terblok. Selain itu, jika yang berwolbachia itu nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan yang tidak berwolbachia maka seluruh telurnya akan mengandung wolbachia.

“Nah saya berharap, temen-temen mesti sabar, ini proses penyebaran nyamuknya 6 bulan, karena mengkawinkan nyamuk, 2-4 bulan lagi mulai berdampak, diharapkan dalam satu tahun jumlah populasi nyamuk Wolbachianya sudah sampe 80% dari populasi nyamuk aedes aegypti yang ada di Semarang. Temen-temen Semarang rajin berdoa biar nyamuknya cepat berganda dan bisa segera menyebarkan nyamuk-nyamuk Wolbachia” tambahnya.

Dalam Launching kali ini meiliki tagline Wingko Semarang yang memili arti Wolbachia Ing Kota Semarang.

“Wingko (Wolbachia Ing Kota) Semarang jadi tagline yang kita usung bersama untuk pengendalian DBD dengan Teknologi Wolbachia. Pak Dinkes kami juga pintar membuat judul-judul singkat biar mudah di ingat oleh masyarakat, makannya dinamain Wingko Semarang. Tentunya Semarang siap mendukung dan siap jadi orang tua asuh untuk Wingko Semarang dan kami mohon doa juga agar Wingko ini bisa menurunkan DBD di Kota Semarang” tutur Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Kegiatan launching ini diharapkan dapat meningkatkan kerjasama seluruh pemangku kebijakan dan masyarakat untuk membebaskan DBD di Kota Semarang.

“Adapun agenda launching ini adalah adanya penandatanganan kerjasama antara Kemenkes RI dan Pemerintah kota semarang, kemudian ada penyerahan paket ember Wolbachia dari Menteri Kesehatan kepada kader dan masyarakat di Kecamatan Tembalang sebagai tanda dimulainya Implementasi Wallbachia di Kota Semarang, kemudian dilanjutkan dengan peletakan ember Wolbachia di rumah masyarakat di wilayah Kecamatan Tembalang” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620 dan alamat email kontak@kemkes.go.id (GC).

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik

dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid

Sumber Berita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *