Untuk ketersediaan bahan baku tempe benguk di Kulon Progo biasanya masih mendatangkan dari luar wilayah

Kulon Progo (ANTARA) – Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyalurkan bantuan bibit koro benguk dan pupuk organik kepada petani untuk penanaman di lahan seluas 27 hektare.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha di Kulon Progo, Kamis, mengatakan Dinas Pertanian dan Pangan beberapa waktu lalu, mencanangkan Gerakan Tanam Koro Benguk di lahan seluas 27 hektare di Desa/Kalurahan Kaliagung Kapanewon/Kecamatan Sentolo.

“Kami berharap Gerakan Tanam Koro Benguk yang menjadi program Kalurahan Kaliagung mendukung ketersediaan koro benguk di wilayah Kaliagung khususnya dan Kulon Progo pada umumnya akan tercukupi. Kami juga berharap pada tahun 2023, Kaliagung akan menjadi lumbung benguk Kulon Progo,” kata Aris.

Ia mengatakan koro benguk merupakan bahan baku pembuatan tempe benguk. Tempe benguk adalah makanan tradisional favorit dari Kulon Progo.

Pembuatan tempe benguk seperti tempe pada umumnya, cara pembuatannya melalui fermentasi ragi tempe. Hanya saja bahan yang digunakan bukan kacang kedelai, melainkan kacang benguk atau sejenis kacang koro yang berbentuk lonjong.

Baca juga: DPRD Kulon Progo dorong pemkab jadikan Tanjung Adikarto pusat kuliner

Baca juga: AP I: Penerbangan Bandara YIA tidak terpengaruh erupsi Gunung Merapi

Saat ini, pembuat tempe benguk membeli bahan bakunya dari luar Kulon Progo karena ketersediaan di tingkat petani sangat terbatas.

“Untuk ketersediaan bahan baku tempe benguk di Kulon Progo biasanya masih mendatangkan dari luar wilayah,” katanya.

Lebih lanjut, Aris mengatakan alasan pengembangan koro benguk, yakni koro benguk memiliki sifat yang adaptif yang mudah tumbuh di lahan sawah maupun lahan kering.

Koro benguk merupakan salah satu jenis kacang lokal yang cenderung terabaikan namun berpotensi sebagai alternatif bahan pangan fungsional.

Hal ini dapat diketahui dari kandungan gizi yang terdapat pada biji koro benguk yang tidak jauh berbeda apabila dibandingkan dengan jenis kacang lain.

Tanaman koro benguk sudah banyak dikenal masyarakat, bisa ditanam secara monokultur atau tumpangsari. Ditanam pada awal musim hujan,sedangkan di daerah lahan kering biasanya ditanam pada musim tanam III untuk memanfaatkan lahan bero (kering).

“Tanaman ini dapat tumbuh baik di lahan kurang subur atau di lahan kritis,” katanya.

Lurah Kaliagung Sugeng Nugroho mengatakan ketersediaan koro benguk untuk bahan baku tempe benguk masih belum mampu tersedia dengan baik.

Untuk itu, Pemerintah Kalurahan Kaliagung mengadakan gerakan menanam tanaman benguk dalam rangka menciptakan lumbung benguk Kaliagung 2023.

“Pelaksanaan gerakan tanam benguk di Kalurahan Kaliagung melalui Dana Desa,” katanya.

Baca juga: Hipmi sinergi dengan Pemkab Kulon Progo percepat pertumbuhan ekonomi

Baca juga: Dirut LMAN dan Menkeu akan tinjau jalan tol Solo-Yogya-Kulon Progo

Pewarta: Sutarmi
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2023

Source