Manado (ANTARA) – Aliansi jurnalis independen (AJI) Manado, menggelar webinar, dengan tema melawan infodemik dalam upaya penanggulangan COVID-19, di Sulawesi Utara, Jumat sore. 

Sejumlah fakta muncul dalam webinar yang juga disiarkan di chanel YouTube AJI Indonesia itu.  Berbagai fakta juga disampaikan dua pemateri yakni jurubicara satgas COVID-19 Sulawesi Utara, dr. Steven Dandel, MPH dan mantan kontributor kompas.com serta freelancer sejumlah media internasional, Rony Buol.  Masalah vaksin, larangan mudik, hingga disinformasi dan missinformasi tentang COVID-19. 

Juru bicara satgas penanggulangan COVID-19 di Sulawesi Utara, dr. Steven Dandel, MPH, menjelaskan tentang bagaimana penyampaian informasi kepada masyarakat, bagaimana pemerintah termasuk di Sulut melakukan langkah untuk meyakinkan masyarakat tentang COVID-19 selama satu tahun ini, terutama dapat meyakinkan masyarakat tentang ancaman virus tersebut. 

Pemerintah, kata Dandel, menggunakan berbagai cara untuk menginformasikan hal tersebut kepada masyarakat melalui seluruh media, baik cetak, dalam jaringan dengan menggunakan berbagai cara mulai berita biasa sampai infografik secara rutin, namun masih kurang bisa menyakinkan  masyarakat agar mau divaksin secara sukarela. 

Apalagi menurutnya, masih ada juga oknum-oknum tidak bertanggungjawab, termasuk perusahaan media yang nakal dan sengaja membelokan pemberitaan dengan tujuan ambil untung. 

“Selama ini memang kami masih mengandalkan penyampaian yang bersifat informatif, ” katanya. 

Dandel juga menyampaikan mengenai vaksinasi, sasarannya, sekaligus menjelaskan tentang penundaan sementara vaksi astra zeneca yang diduga serta penegasan pemerintah yang melarang mudik  di tahun ini, untuk mencegah bertambah temuan kasus. 

Kemudian mengenai pelarangan mudik, dia menegaskan pemerintah melakukan hal itu, untuk mencegah penularan. Indonesia harus berkaca dari dari pengalaman India yang justru mengalami tsunami COVID-19, karena melonggarkan protokol kesehatan.  

“Pemerintah juga mengingatkan bahwa vaksinasi yang dilakukan, bahkan sampai dua kali, tidak secara otomatis menjadi tiket bagi yang mau mudik, karena bisa jadi dari sekitar 100 pemudik yang sudah divaksin,  ada 35 persen yang menjadi karier atau pembaca virus kepada orang lain meskipun ada 65 yang tidak,” katanya. 

Sementara jurnalis Rony Buol, menyampaikan tentang penyanpaian informasi kepada masyarakat, baik missinformasi maupun dissinformasi, dengan sejumlah kondisi yang terjadi semenjak COVID-19 menyerang seluruh belahan dunia termasuk Indonesia. 

“Bagaimana suasana dan kepanikan masyarakat ketika pemerintah RI mengumumkan kasus nomor 1, juga di Sulawesi Utara,  masyarakat sangat panik sehingga menyebabkan kondisi menjadi tidak menentukan,” katanya. 

Rony Buol juga menyampaikan tentang dissinformasi dan missinformasi, serta perbedaan jelas kedua hal itu, dimana penyampainya dilakukan dengan tujuan tertentu. 

Usai webinar, AJI memberikan sertifikat elektronik dan juga doorprize  bagi para peserta yang sudah berpartisipasi dalam acara tersebut. ***

Source