Jakarta (ANTARA) – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengajak berdiskusi dan memperkuat kemitraan salah satu raksasa teknologi finansial (tekfin) global untuk pengembangan potensi ekonomi di Indonesia.

Adapun perusahaan yang dimaksud ialah Ant Financial Group asal China dan dalam diskusi itu ada tiga hal yang dibahas yakni pembangunan fasilitas joint-lab atau laboratorium bersama, penguatan kontribusi untuk program pengembangan talenta digital lewat Digital Talent Scholarship (DTS) dan Digital Talent Academy (DTA), serta membahas tata kelola data lintas batas yang aman.

“ANT Financial Group ini bersedia untuk bekerja sama dengan Indonesia untuk mengakselerasi digital ekonomi khususnya lewat digital payment dan fintech di Indonesia,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Jumat. 

Baca juga: Kemenkominfo targetkan 100 ribu orang ikut program DTS di 2024

Secara keseluruhan, Budi mengatakan bahwa dalam diskusi itu perusahaan global asal China itu berkomitmen untuk memfokuskan dukungannya pada pengembangan bisnis dan talenta digital dari pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).

Secara lebih spesifik kolaborasi untuk urusan joint-lab dan program talenta digital menjadi program yang difokuskan bagi pengembangan pelaku UKM di Indonesia ke arah digitalisasi.

“Konsentrasi kita kan ke sana supaya transformasi digital ini bisa berlangsung dengan baik juga, menyangkut dengan UMKM dan juga bagaimana mengakselerasi digital ekonomi,” ujar Budi.

Baca juga: Kemenkominfo targetkan DTS jadi “role model” penyiapan talenta digital

Adapun yang paling menarik dalam diskusi itu ialah mengenai joint-lab yang dijelaskan secara lebih rinci oleh Senior Vice President Ant Group Yang Peng sebagai fasilitas yang dapat mendukung pengembangan usaha pelaku UKM di Indonesia.

Ada tiga keunggulan yang dibawa dalam laboratorium bersama yang akan dibangun Ant Group di Indonesia mulai dari membuat teknologi finansial yang semakin inklusif bagi pelaku UKM, mendukung hadirnya kolaborasi data lintas batas yang aman, serta yang terakhir menguatkan keamanan di tengah meningkatnya adopsi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

“Sejauh ini kami ingin joint-lab ini kami berbagi teknologi dan membantu institusi finansial di Indonesia untuk meningkatkan bisnis mereka dan menyelamatkannya dari penipuan berbasis AI di era ini. Saya kira hadirnya joint-lab ini dapat jadi tulang punggung yang membantu industri tekfin di Indonesia,” kata Yang Peng.

Baca juga: Wamenkominfo tekankan Indonesia butuh 9 juta talenta digital

Baca juga: Kemenkominfo hadirkan 2500 beasiswa DTS bersama Google

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024

Source