Jakarta (ANTARA) – PT Rajawali Nusantara Indonesia atau ID FOOD yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang pangan berhasil membuktikan bahwa digitalisasi layanan dapat memberikan prestasi salah satunya seperti kemenangan pada ajang Digital Technology & Innovation (Digitech) Awards 2024.

Direktur Supply Chain Management (SCM) dan Teknologi Informasi ID FOOD Bernadetta Raras mengatakan penghargaan yang diraih perusahaannya merupakan apresiasi dan juga pemacu untuk makin memperkuat transformasi digital sektor pangan.

“ID FOOD terus konsisten bertransformasi dan berinovasi dengan menjadikan digitalisasi dan penerapan teknologi sebagai fondasi. Sebab melalui digitalisasi dan penerapan teknologi, proses bisnis menjadi lebih terkonsolidasi, cepat, dan mampu mencetak kinerja perusahaan terbaik,” ujar Raras dalam keterangan resminya yang diterima, Kamis.

Dalam ajang yang dihelat oleh majalah teknologi iTech itu, ID FOOD berhasil menyabet predikat Five Star Gold pada kategori The Best ICT Business Strategy dan The Best Women Digital Leader of The Year.

Baca juga: Bapanas: ID FOOD ditugaskan impor bawang putih 20 ribu ton untuk CPP

Baca juga: Bapanas-ID FOOD sasar tujuh provinsi penanganan stunting di 2024

Membahas inovasi digital yang diterapkan di ID FOOD, Raras berpendapat penerapan Sistem Integrated Smart Farming ID FOOD menjadi inovasi yang berdampak untuk penguatan bisnis perusahaan

Sistem itu terdiri dari smart farming ID FOOD, Geospatial Information Systems (GIS), dan Precission Farming.

Ketiga aktivitas digital tersebut berkaitan dan memiliki peran penting untuk memperkuat aktivitas bisnis pangan ID FOOD.

Secara lebih detail sistem Smart Farming ID FOOD memiliki nama khusus yaitu “Safari”.

Raras mengatakan Safari dirancang sebagai sistem yang mengintegrasikan smart farming dari tiga anak usaha gula ID FOOD, yaitu PT PG Rajawali I, PT PG Rajawali II, dan PT PG Candi Baru.

“Safari merupakan dashboard integrasi smart farming yang sangat diandalkan untuk memonitor dan merumuskan kebijakan bisnis perusahaan. Dengan ruang lingkup integrasi mencakup administrasi, perencanaan, proses budidaya, permintaan biaya, panen, dan pascapanen,” katanya.

Selanjutnya Raras mengenalkan GIS, sebuah sistem informasi geografis yang digunakan untuk pemetaan wilayah.

Penerapan GIS di ID FOOD didukung dengan menggunakan drone RTK, drone aplikasi kebun, web-based service analysis, dan unit pelayanan jasa drone kepada mitra maupun tebu rakyat.

“Sektor industri tebu terbagi dalam on farm dan off farm. Di on farm, ID FOOD mengelola sebanyak 55 ribu hektare lahan tebu baik HGU maupun kemitraan. Untuk itu, pemetaan wilayah kebun yang presisi dan realtime sangat membantu kebijakan pengelolaan lahan dan produksi secara cepat dan akurat,” kata Raras.

Terakhir Raras mengenalkan inovasi digital yang tak kalah penting dalam transformasi digital ID FOOD ialah Precission Farming.

Inovasi ini memanfaatkan teknologi drone spraying untuk pemupukan lahan. Selain itu, di lahan Hak Guna Usaha (HGU) ID FOOD, inovasi ini membantu mengembangkan optimasi pengairan untuk tanaman dengan memanfaatkan teknologi boom sprayer dan manajemen sumber air.

Raras mengatakan, ketiga sistem yang menjadi bagian dari Sistem Integrated Smart Farming ID FOOD tersebut bakal terus diperkuat dan dikembangkan untuk memberikan pertumbuhan produktivitas maupun bisnis secara optimal.

Tidak hanya mengembangkan ketiga inovasi digital di atas, ID FOOD juga tengah melakukan cukup banyak pengembangan digital platform di berbagai lini mewujudkan transformasi digital pada perusahaannya.

Beberapa di antaranya seperti Sistem Monitoring Sugar Mills Performance, Sistem E-Procurement “PEDRO”, Implementasi ERP, Sistem Dashboard Warehouse Monitoring and Analysis, Sistem Monitoring Tracking Logistic, Sistem Digital Touch Point, Sistem E-Auction “DILAN”, Sistem Human Capital Management “MESSI”, Sistem E-Office “NADIRA”, Sistem E-Legal “DREAM”, Sistem Manajemen Risiko “MARIO”.

Lalu pengembangan digitalisasi juga dilakukan pada sistem PPID – Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi, Supply Chain Control Tower Berbasis ERP, Sistem Konsolidasi Keuangan “FICILIA”, Sistem Dashboard Pangan Nasional, Sistem Monitoring CPP – Stunting, Sistem Monitoring CPP – Stocking, dan Sistem Project Monitoring.

Baca juga: BUMN Pangan ID Food incar peluang distributor minyak merah

Baca juga: ID FOOD sebut kenaikan harga telur diatasi dengan pasar murah

Baca juga: ID Food targetkan produksi 280.000 ton gula di musim giling ini
 

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024

Source