Para pemimpin regional bertemu di Amman, Senin (1/5) untuk membahas diterimanya kembali Suriah di kalangan negara-negara Arab dan proposal Yordania untuk mencapai solusi politik bagi konflik di Suriah.

Pembicaraan yang diselenggarakan oleh menteri luar negeri Yordania itu dihadiri oleh para sejawatnya dari Suriah, Arab Saudi, Irak dan Mesir.

Seorang juru bicara Yordania mengatakan pertemuan itu merupakan tindak lanjut dari pembicaraan dengan negara-negara Teluk Arab, Yordania, Irak dan Mesir yang berlangsung di Arab Saudi bulan lalu.

Juru bicara itu menambahkan bahwa negara-negara tersebut ingin membangun kontak dengan pemerintah Suriah dan membahas prakarsa Yordania.

Suriah dikucilkan oleh pemerintah negara-negara Arab karena penindakan brutal pemerintah Presiden Bashar Assad terhadap demonstran dalam pemberontakan tahun 2011 yang kemudian berubah menjadi perang saudara.

Namun dalam beberapa tahun ini, sewaktu Assad mengonsolidasikan kontrol atas sebagian besar wilayah negara itu, negara-negara tetangga Suriah mulai mengambil langkah ke arah pemulihan hubungan.

Langkah ini maju semakin pesat setelah gempa bumi dahsyat di Turki dan Suriah pada bulan Februari, dan dibangunnya kembali hubungan antara Arab Saudi dan Iran yang diperantarai China. Kedua negara itu telah mendukung pihak yang berlawanan dalam konflik.

Baru-baru ini, Arab Saudi, yang sebelumnya mendukung pemberontak Suriah, mengubah sikapnya terhadap pemerintahan Assad dan mendorong negara-negara tetangganya untuk mengikuti sikap tersebut.
Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengunjungi Damaskus bulan lalu untuk pertama kalinya sejak kerajaan itu memutuskan hubungan dengan Suriah lebih dari satu dekade silam. [uh/lt]

Source