Kementerian Luar Negeri Mali mengatakan Chad berencana menerjunkan 1.000 tentara tambahan ke Mali untuk memperkuat pasukannya yang sedang bertempur melawan para pemberontak di sana, sementara Prancis mengurangi kekuatan militernya di kawasan Sahel Afrika.

Tentara Chad jumlahnya mencapai hampir 1.400 dari 13.000 pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Mali utara dan tengah. Pemberontakan Islamis bergejolak di wilayah itu terlepas dari upaya tentara internasional untuk mengendalikannya selama sembilan tahun.

Rencana pengerahan tentara itu akan memperkuat pasukan Chad sementara mantan penguasa koloni, Prancis, mengurangi misi kontraterorisme Barkhane yang berkekuatan 5.000 orang. Hal itu disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Mali pada Jumat (17/12) malam.

“Pengerahan itu adalah bagian dari kerangka kerja bilateral atas permintaan pemerintah Chad untuk memperkuat kontingennya di Mali Utara menyusul rekonfigurasi pasukan Barkhane,” ujar Kementerian dalam pernyataan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Jumat (17/12) membatalkan kunjungan ke Mali yang dijadwalkan pada 20-21 Desember untuk mengunjungi tentara Prancis di tengah keprihatinan terkait penyebaran varian virus corona.

Juru bicara pemerintah Chad Azem Bermendoa memberitahu Reuters pada Sabtu (18/12) bahwa tentara tambahan akan segera dikirim ke Mali, tapi ia menolak memerinci seberapa besar kontingennya ataupun jadwalnya. [vm/ft]

Source