Helsinki (ANTARA) – Menteri Perekonomian Finlandia Vilhelm Junnila mengundurkan diri pada Jumat hanya 10 hari setelah menjabat akibat dituduh berulang kali mengutip beberapa referensi dari Nazi, kata Partai Finlandia yang berhaluan nasionalis.

“Demi kelanjutan pemerintahan dan nama baik Finlandia, saya merasa tidak mungkin untuk melanjutkan tugas sebagai menteri dengan cara yang memuaskan,” kata Junnila dalam sebuah pernyataan.

Ia merupakan anggota Partai Finlandia, partai terbesar kedua di negara itu yang merupakan bagian dari koalisi sayap kanan yang mulai menjabat pada 20 Juni setelah pemilu April.

Meskipun partainya dapat dengan cepat mencalonkan menteri baru, pengunduran dirinya menimbulkan pertanyaan tentang stabilitas pemerintahan baru yang dipimpin oleh Perdana Menteri Petteri Orpo dari Partai konservatif Koalisi Nasional yang memenangkan pemilu.

Mengomentari pengunduran diri tersebut, Orpo mengatakan Junnila telah membuat “keputusan yang tepat dan paling masuk akal” di tengah isu tersebut.

“Hal itu membuat ia tidak mungkin melanjutkan jabatannya dan akan membawa dampak buruk bagi pemerintahan negara ini,” kata Orpo seraya menambahkan bahwa dia mengutuk ekstremisme dan rasisme dalam segala bentuk.

Pada 28 Juni, Junnila selamat dari mosi tidak percaya di parlemen yang diminta oleh oposisi, yang menuduhnya berulang kali membuat pernyataan terkait dengan Nazi.

Selama kampanye pemilihannya, media Finlandia YLE melaporkan bahwa Junnila memberi selamat kepada sesama anggota partai atas nomor kandidatnya, 88, simbol neo-Nazi yang dikenal sebagai pengganti sebutan “Heil Hitler” (H adalah huruf ke-8 dalam alfabet) atau penghormatan terhadap pemimpin Nazi, Adolf Hitler.

Badan Anti-Pencemaran Nama Baik menyebut nomor itu sebagai “salah satu simbol supremasi kulit putih yang paling umum”.

“Selamat untuk nomor urut yang sangat baik. Saya tahu itu kartu kemenangan. Jelas angka 88 ini mengacu pada dua huruf H yang tidak akan kami bicarakan lagi,” kata Junnila dalam pidato acara kampanye pada 10 Maret, menurut YLE.

Junnila kemudian meminta maaf atas pilihan kata-katanya, mengatakan itu adalah lelucon yang tidak menyenangkan. Setelah menjabat, dia mengutuk Nazi dan antisemitisme dalam unggahan di media sosial.

Namun setelah pemungutan suara di parlemen, ucapan-ucapan Junnila di masa lalu mulai muncul ke permukaan, salah satunya pada 2019 saat ia menjabat sebagai anggota Parlemen.

Ketika itu, Junnila mengatakan Finlandia harus mempromosikan apa yang disebutnya “aborsi iklim” di negara-negara Afrika.

Baca juga: Pria bersenjata pembunuh 8 orang di Texas adalah simpatisan neo-Nazi
Baca juga: Polisi Jerman selidiki mantan personel Pink Floyd terkait kostum Nazi
Baca juga: PM Israel: Putin minta maaf atas pernyataan Hitler keturunan Yahudi

Sumber: Reuters

Penerjemah: Resinta Sulistiyandari
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2023

Source