Wakil Sekretaris Jenderal Panglima Laot, Miftach Cut Adek, mengatakan 81 pengungsi etnis muslim Rohingya itu tiba di Pantai Kuala Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, sekitar pukul 07.00 WIB, Jumat (4/6).

“81 pengungsi (etnis muslim Rohingya) itu terdiri dari 59 perempuan dan 22 orang laki-laki,” kata Cut Adek kepada VOA, Jumat (4/6).

Pada awal berlayar rombongan itu diketahui berjumlah 90 orang. Namun, pada saat tiba di Aceh hanya ada 81 etnis muslim Rohingya.

“Awalnya 90 orang, meninggal 8 orang dan 1 hilang di laut. Itu informasi yang kami dapatkan,” tutur Cut Adek.

Cut Adek melanjutkan, rombongan etnis Rohingya itu diketahui telah berlayar sejak Februari 2021 dari Bangladesh. Ketika baru berlayar selama empat hari kapal yang ditumpangi rombongan itu rusak dan membuat mereka terdampar di India.

Nelayan Aceh berdiri di atas kapal yang digunakan untuk mengangkut warga etnis Rohingya yang terdampar di Pulau Idaman, Aceh Timur, Jumat, 4 Juni 2021. (AP)
Nelayan Aceh berdiri di atas kapal yang digunakan untuk mengangkut warga etnis Rohingya yang terdampar di Pulau Idaman, Aceh Timur, Jumat, 4 Juni 2021. (AP)

“Setelah dibantu mereka berlayar kembali dan terombang-ambing lagi di laut sampai beberapa bulan lalu tiba sekarang di Aceh,” ujarnya.

Saat tiba di bibir pantai perairan Aceh Timur itu, masyarakat setempat langsung memberikan pertolongan terhadap 81 etnis muslim Rohingya tersebut. Kata Cut Adek, belum diketahui pasti apakah rombongan itu memang sengaja berlayar menuju wilayah Aceh atau tidak.

“Seperti yang sebelum-sebelumnya itu ada dua kemungkinan. Ada pihak lain yang dengan sengaja membawa mereka ke sini atau memang terdampar dengan sendirinya. Tapi kami tidak bisa membuktikannya. Yang jelas kami selaku nelayan memberikan apa yang bisa diberikan. Mereka butuh bantuan ya kami tolong,” ucapnya.

Sementara itu, Kabag Ops Polres Aceh Timur, AKP Salmidin, mengatakan aparat kepolisian masih berada di lokasi tempat berkumpulnya rombongan etnis muslim Rohingya itu untuk melakukan penjagaan. Pasalnya, warga setempat sangat antusias untuk melihat kedatangan para pengungsi Rohingya tersebut.

Seorang gadis pengungsi Rohingya terdampar di pantai Kuala Simpang Ulim, Aceh Timur, Provinsi Aceh, setelah berlayar lebih dari 100 hari, 4 Juni 2021. (Antara Foto/Hayaturrahmah/via Reuters)
Seorang gadis pengungsi Rohingya terdampar di pantai Kuala Simpang Ulim, Aceh Timur, Provinsi Aceh, setelah berlayar lebih dari 100 hari, 4 Juni 2021. (Antara Foto/Hayaturrahmah/via Reuters)

“Kalau tidak kami jaga masyarakat kita ingin semua melihat dan pengin dekat. Kita tidak tahu kondisi mereka,” ucapnya kepada VOA.

Salmidin menjelaskan, kepolisian saat ini telah berkoordinasi dengan pihak imigrasi, dan Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) untuk penanganan selanjutnya terhadap rombongan etnis muslim Rohingya tersebut.

“UNHCR masih dalam perjalanan. Mungkin setelah sampai pemangku kepentingan terutama UNHCR nanti akan diketahui tindak lanjutnya,” jelasnya.

Masih kata Salmidin, penanganan selanjutnya yang akan dilakukan tes usap (swab test) terhadap rombongan pengungsi Rohingya itu untuk mendeteksi virus COVID-19.

“Besok (Sabtu) kami akan melakukan swab secara keseluruhan terhadap mereka,” pungkasnya. ​[aa/em]

Source